Jenuh, bosan, atau apapun istilahnya itu ialah perasaan yang paling tidak disukai oleh semua orang. Namun, perasaan jenuh adalah perasaan yang sangat manusiawi. Setiap manusia pernah merasakan jenuh, adakalanya seseorang merasakan jenuh di dalam suatu hubungan, jenuh melakukan rutinitas yang sama setiap harinya, dan terkadang jenuh menghadapi permasalahan yang sama secara berulang.
Saat ini dunia dihadapi dengan perasaan jenuh untuk tetap di rumah saja. Beberapa orang mulai meninggalkan rumahnya untuk menghilangi perasaan jenuh, ada yang kembali melakukan perjalanan liburan, ada juga yang kembali pulang ke kampung halaman untuk melepas rindu setelah hampir satu tahun full tak bersua dengan keluarga.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa perasaan jenuh itu sungguh membunuh apalagi untuk gadih ini. Banyak dampak yang diberikan dari perasaan tersebut, bukan hanya jiwa saja yang merasakan tapi raga juga ikut merasakan. Perasaan jenuh yang dimiliki gadih ini berkembang dengan pesat, hampir setahun penuh ia tidak melakukan hal apapun, tidak bekerja, tidak kuliah, tidak menulis, benar-benar tidak melakukan apapun.
Pelan-pelan perasaan jenuh mematikan kejernihan otaknya. Dialebih banyak merenung, setelah merenung berkepanjangan ia menemukan jawaban yang ia tak cari bahwa libur yang sangat panjang akan mengasyikan, namun sungguh libur yang terlalu lama itu tidak mengenakan sama sekali. Untuk pertama kalinya gadih ini merasakan bahwa liburan adalah hal yang paling menjenuhkan.
Lalu setelah ia sadar, apakah ia akan bangkit?
Tulisan ini adalah bagian dari proyek menulis bersama yusmar abdillah , RN Nabila dan Zury Muliandari
